Jumat, 23 Januari 2009

ADAKAH ALAM KUBUR ITU?

PENDAHULUAN

Ada anggapan di masyarakat bahwa orang mati mengalami hidup di alam kubur. Di alam itu, mereka yang mati dianggap dapat merasakan seperti manusia yang sedang hidup, misalnya mendengar, merintih, berpikir, atau merasakan kesenangan. Tidak hanya itu, ada juga yang percaya bahwa selama di alam kubur ada siksa kubur. Benarkah semuanya itu?

Yang dialami manusia sesudah hidupnya berakhir adalah sesuatu yang ghaib. Hanya Allah sendiri yang mengetahuinya. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk mendapatkan jawaban itu hanyalah dengan mengaji isi Al Qur’an. Makalah ini ditujukan untuk mengaji ayat-ayat Al Qur’an untuk membahas dugaan keberadaan alam kubur. Al Qur’an terjemahan yang digunakan dalam makalah ini adalah versi Departemen Agama RI dalam freeware Al Qur’an digital versi 2.1. Jika Al Qur’an terjemahan lain digunakan, versinya akan disebutkan.

ALAM KUBUR TIDAK ADA

Frase kata alam kubur tidak ditemukan dalam Al Qur’an terjemahan. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan dalam makalah ini adalah mencari tahu tentang yang dirasakan orang mati. Yang dirasakan orang dalam keadaan mati merupakan petunjuk tentang keberadaan alam kubur.

Argumen 1

Pertama-tama, kita perlu menyimak ayat 3:27 berikut ini!

3:27. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."

Dalam 3:27 dijelaskan bahwa Allah mengeluarkan yang hidup dari yang mati. Yang hidup adalah manusia sedangkan yang mati adalah bumi. Peristiwa tersebut terjadi pada hari kiamat. Pada saat itu, manusia dibangkitkan untuk hidup kembali dan muncul dari bumi yang mati (23:16).

23:16. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.

Dijelaskan pula dalam 3:27 bahwa Allah mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Pada saat mengalami kematian, sesuatu yang mati keluar dari tubuh manusia yang tadinya hidup. Peristiwa tersebut terjadi pada saat kematian manusia. Yang mematikan manusia adalah malaikat atas perintah Allah (32:11). Lantas, benda mati apakah yang keluar dari tubuh manusia ketika dalam proses kematian?

32:11. Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan."

Penulis menggunakan pendekatan terbalik untuk menjawab pertanyaan tersebut, yaitu dengan mencari tahu tentang yang dimasukkan ke tubuh ketika manusia diciptakan. Pada saat menciptakan manusia pertama (Adam), Allah meniupkan roh ke dalamnya (38:71 dan 38:72).

38:71. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah."

38:72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya."

Mengingat bahwa yang dimasukan ke calon manusia adalah roh, yang keluar dari tubuh manusia pada saat kematiannya adalah roh juga. Dengan demikian, roh adalah benda mati. Tentang hakekat roh, hanya Allah sendiri yang tahu (17: 85).

17:85. Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit."

Manusia dapat hidup karena ada penyatuan antara tubuh dan roh. Jika keduanya berpisah, masing-masing akan bersifat mati. Tubuh yang mati tidak akan bisa hidup jika tidak diberi roh oleh Allah.

Anggapan bahwa roh bisa merasuk ke tubuh orang hidup dalam peristiwa kesurupan adalah keliru. Sebagai benda mati, roh tidak bisa masuk sendiri ke tubuh. Agar bisa masuk ke tubuh, harus ada yang memasukkannya, yaitu Allah. Yang bisa masuk sendiri ke tubuh orang hidup adalah jin karena jin bersifat hidup. Jin itu sendiri juga tidak bisa membuat manusia mati menjadi hidup kembali dengan cara memasuki tubuh manusia mati. Sebagai benda mati, roh juga tidak bisa berkomunikasi dengan manusia melalui mimpi.

Oleh karena roh adalah benda mati, roh tidak bisa mendengar, tidak bisa merasakan sakit, tidak bisa merasa sedih atau senang, tidak bisa berpikir, dan tidak bisa merasakan sedang menunggu. Jadi, alam kubur tidak ada.

Argumen 2

Pada roda yang berputar sekali, suatu titik pada roda akan kembali ke titik semula. Hidup ini juga seperti sebuah roda. Manusia mengalami peristiwa hidup yang berulang yaitu hidup dan mati. Oleh karena itu, manusia mempunyai siklus hidup. Siklus hidup manusia tertuang dalam 2:28 berikut ini.

2:28 Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?

Ayat 2:28 menjelaskan bahwa siklus hidup manusia berturut-turut adalah mati, hidup, mati, dan hidup. Sebelum lahir, kita mengalami mati. Sesudah itu, kita hidup di alam seperti yang sedang kita alami sekarang ini. Suatu saat kita akan mati lagi. Kemudian, pada hari kiamat kita akan hidup lagi (23:16). Jika diringkas, manusia mengalami dua kali mati dan dua kali hidup seperti yang tertulis dalam 40:11 berikut ini.

40:11. Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?"

Jika kita merenungkan siklus hidup manusia, ada pelajaran yang dapat kita ambil. Sebelum lahir, kita dalam keadaan mati. Jika kita ingin mengetahui yang kita rasakan pada saat kita mati kelak, kita dapat membayangkan perasaan kita sebelum lahir. Apa yang kita rasakan sebelum lahir? Tidak ada perasaan apapun! Ya! Kita tidak bisa mendengar, tidak bisa merasakan sakit, tidak bisa merasakan sedih atau senang, tidak bisa berpikir, dan tidak bisa merasakan sedang menunggu. Kita akan merasakan hal yang sama pada saat kita mati nanti. Dalam Al Quran, yang menjelaskan tentang yang dirasakan pada saat mati adalah bahwa orang yang mati tidak bisa mendengar (27:80).

27:80. Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah berpaling membelakang.

Jadi, orang mati tidak bisa mendengar, tidak bisa merasakan sakit, tidak bisa merasa sedih atau senang, tidak bisa berpikir, dan tidak bisa merasakan sedang menunggu. Oleh sebab itu, alam kubur tidak ada.

BUKTI KETIDAKBERADAAN ALAM KUBUR

Bukti 1

Jika alam kubur tidak ada, orang yang dalam keadaan mati tidak dapat merasakan perubahan waktu. Dalam keadaan mati, orang tidak dapat merasakan sedang menunggu. Konsekuensinya, setelah mengalami kematian, orang akan merasa langsung dihidupkan kembali pada hari kiamat karena manusia mati tidak dapat merasakan sedang menunggu. Dengan kalimat lain, orang tersebut merasa bahwa kejadian kiamat seperti sekejap mata atau lebih cepat. Lebih cepat berarti langsung. Hal ini tertuang dalam 16:77. Selain itu, bagi orang yang mati, kejadian kiamat terjadi secara tiba-tiba (47:18). Maksudnya, setelah mati, orang itu merasa langsung menghadapi hari kiamat.

16:77. Dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

47:18. Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang?

Penafsiran semacam ini juga sesuai dengan kasus yang dialami orang-orang yang gugur di jalan Allah (2:154). Yang sedang hidup pada waktu itu mengira mereka mati. Padahal, mereka itu hidup. Maksudnya, orang yang gugur itu merasa langsung dihidupkan kembali pada hari kiamat dan dimasukkan ke dalam surga tetapi tidak disadari oleh mereka yang hidup.

2:154. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.

Meskipun demikian, pembahasan lebih lanjut masih perlu dilakukan. Menurut 16:77, kejadian kiamat seperti sekejap mata atau lebih cepat. Artinya, kiamat terjadi dalam durasi yang sangat pendek. Barangkali, istilah matematikanya adalah delta t mendekati nol. Jika demikian, kejadian kiamat yang manakah itu? Apakah proses kehancuran langit dan bumi ketika sangkakala pertama ditiup (39:68) berlangsung lebih cepat dari kedipan mata? Tentu saja tidak! Proses itu membutuhkan waktu yang lebih lama daripada itu. Oleh karena itu, penafsiran seperti yang diuraikan sebelumnya telah didukung oleh bukti yang kuat.

39:68. Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).

Jadi, penjelasan di atas membuktikan bahwa alam kubur tidak ada. Selain itu, hal yang menarik yang terungkap adalah bahwa orang yang masih hidup mengira orang yang sudah mati harus menunggu sampai hari kiamat untuk dihidupkan kembali, tetapi orang yang mati akan merasa langsung dihidupkan kembali.

Bukti 2

Bukti lain bahwa alam kubur tidak ada adalah kesaksian orang mati setelah dihidupkan kembali. Ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan hal tersebut adalah 36:48 sampai 36:52.

36:48. Dan mereka berkata: "Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?."

36:49. Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.

36:50. lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya.

36;51. Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.

36:52. Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?." Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya).

Ayat-ayat di atas menceritakan peristiwa yang dialami orang-orang yang mendustakan hari kiamat. Perlu kita ketahui bahwa orang yang mendustakan hari kiamat akan dimasukkan ke dalam neraka (25:11). Jadi, yang dimaksudkan dengan mereka dalam 36:48 sampai 36:52 adalah orang-orang yang akan dimasukkan ke dalam neraka.

25:11. Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat.

Ketika dihidupkan kembali pada hari kiamat, mereka merasa takut dengan mengucapkan "Aduhai celakalah kami!”. Maksudnya, orang-orang itu mengakui bahwa hari kiamat yang dijanjikan Allah dan para Rasul-Nya ternyata adalah benar. Dan, setelah dihidupkan kembali, mereka takut akan menghadapi siksaan. Itulah yang menyebabkan mereka mengucapkan seperti itu.

Lalu, apa hubungannya dengan pembuktian ketidakberadaan alam kubur? Ada anggapan bahwa orang berdosa mengalami siksaan di alam kubur. Jika siksa kubur ada, alam kubur ada. Sebaliknya, jika siksa kubur tidak ada, alam kubur tidak ada. Dasar pemikirannya seperti itu.

Dengan dasar pemikiran seperti itu, orang-orang berdosa yang dihidupkan kembali dalam ayat 36:52 tersebut seharusnya mengalami siksa kubur. Akan tetapi, seperti dijelaskan dalam 36:52, yang terjadi adalah bahwa mereka tidak mengeluh selama dalam keadaan mati. Mereka justru mengeluh karena dihidupkan kembali. Mereka seperti orang yang tidak mengalami siksaan ketika dalam keadaan mati. Itu tercermin dari ungkapan “Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami?." Artinya, orang-orang tersebut tidak merasa disiksa ketika mati tetapi merasa seperti orang tidur. Dengan demikian, siksa kubur tidak ada. Oleh karena itu, sekali lagi, ini membuktikan bahwa alam kubur tidak ada.

Bukti 3

Jika alam kubur ada, orang seharusnya dapat menghitung waktu selama mereka tinggal di alam kubur. Alasannya, dalam alam kubur itu, orang dianggap seperti hidup di alam lain. Ketika dihidupkan kembali, seharusnya orang yang pernah hidup di alam kubur dapat menyebutkan durasi ketika berada di alam kubur. Benarkah demikian?

Ketika orang-orang mati dihidupkan lagi, mereka merasa pernah tinggal di bumi hanya sehari atau setengah hari saja. Jadi, mereka merasa tinggal di bumi hanya sebentar saja. Hal tersebut dijelaskan dalam ayat 23:111 sampai 23:114.

23:111. Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang."

23:112. Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"

23:113. Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."

23:114. Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui"

Dalam ayat-ayat di atas, orang yang dihidupkan kembali merasa ragu-ragu bahwa mereka merasa tinggal di bumi selama sehari atau setengah hari saja. Kemudian, Allah memberi tahu kepada mereka bahwa yang dirasakan mereka adalah benar bahwa mereka memang tinggal di bumi hanya sebentar saja.

Yang dimaksud dengan tinggal di bumi dalam 23:112 adalah berada di bumi selama dalam keadaan mati. Hal ini dapat diterangkan dengan kisah orang yang dimatikan Allah selama 100 tahun dan kemudian dihidupkan kembali (2:259). Orang itu merasa tinggal di bumi selama sehari atau setengah hari saja tetapi Allah menjelaskan kepada orang itu bahwa ia tinggal di bumi selama 100 tahun. Seratus tahun adalah durasi yang dialami orang itu ketika dalam keadaan dimatikan Allah.

2:259. Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Orang yang ditidurkan Allah selama 309 tahun dan kemudian dihidupkan kembali juga merasakan seperti yang dirasakan orang yang dimatikan Allah dan kemudian dihidupkan kembali, yaitu merasa tinggal di bumi selama sehari atau setengah hari saja (18:18; 18:19; dan 18:25). Dengan kalimat lain, orang yang dihidupkan kembali akan merasa seperti orang yang bangun dari tidur. Artinya, orang yang dihidupkan kembali pada hari kiamat akan merasa seperti bangun dari tidur selama sehari atau setengah hari saja.

18:25. Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).

18:18. Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.

18:19. Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)." Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari." Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.

Yang ingin ditunjukkan dalam penjelasan di atas adalah bahwa yang dirasakan oleh setiap orang yang dihidupkan kembali adalah sama, yaitu seperti bangun dari tidur selama sehari atau setengah hari saja, tidak tergantung pada durasi dalam keadaan mati. Orang yang dalam kedaan mati selama sejuta tahun dan orang yang dalam keadaan mati selama sejam akan merasakan seperti bangun tidur selama sehari atau setengah hari saja ketika mereka dihidupkan kembali. Ini membuktikan bahwa manusia tidak dapat menghitung waktu pada saat dalam keadaan mati. Artinya, alam kubur terbukti tidak ada.

PENAFSIRAN AYAT YANG KELIRU

Ada paham yang mempercayai keberadaan siksa kubur. Menurut penganutnya, setelah mati, orang berdosa akan menghadapi siksa kubur. Paham tersebut mempengaruhi hasil penafsiran sebagian penerjemah Al Qur’an.

Ayat 40:16

Paham yang mempercayai keberadaan siksa kubur rupanya mempengaruhi penerjemah versi Dep. Agama RI. Hal itu tercermin pada penafsiran ayat 40:46 bahwa Fir’aun dan pengikutnya melihat neraka sejak mati hingga hari kiamat, seperti yang tertulis dalam catatan kaki Al Qur’an terjemahan versi Dep. Agama RI berikut ini.

40:46. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang[1324], dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras."

[1324]. Maksudnya: dinampakkan kepada mereka neraka pagi dan petang sebelum hari berbangkit.

Cara memasukkan pandangan keberadaan siksa kubur tersebut adalah dengan merubah tanda baca titik menjadi koma sesudah kata petang. Dengan cara itu, akan timbul kesan bahwa seolah-olah mereka dinampakkan kepada neraka pada pagi dan petang sebanyak dua kali, yaitu selama dalam keadaan mati dan pada hari kiamat.

Akan tetapi, terjemahan ayat 40:46 versi lain berikut ini tidak menimbulkan interpretasi seperti itu, karena sesudah kata petang tidak diikuti oleh tanda baca koma, tetapi oleh titik atau titik dua.

40:46. The Fire; they are exposed to it morning and evening. And the Day the Hour will be established (it will be said), “Make the people of Firaun enter the severest punishment.” (Neraka, mereka dihadapkan ke neraka pagi dan petang. Dan pada Hari Kiamat akan diputuskan (akan dikatakan), “Masukkanlah Fir’aun dan pengikutnya ke hukuman yang paling menyiksa.”) (versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri)

040.046 In front of the Fire will they be brought, morning and evening: And (the sentence will be) on the Day that Judgment will be established: "Cast ye the People of Pharaoh into the severest Penalty!" (Di depan neraka mereka akan dibawa, pagi dan petang: Dan (hukuman akan) pada Hari Kiamat akan diputuskan “Masukkanlah Fir’an dan pengikutnya ke Hukuman paling menyiksa!”) (versi Abdullah Yusuf Ali)

Ayat 6:93

Penerjemahan yang dipengaruhi pandangan eksistensi siksa kubur juga tercermin dalam terjemahan 6:93.

6:93. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.

Jika membaca bagian terjemahan yang bergarisbawah, kita akan mempunyai persepsi bahwa para malaikat memukul orang yang akan mati sehingga nyawanya keluar. Begitu nyawanya keluar, orang berdosa akan langsung dibalas dengan siksaan. Akan tetapi, jika kita memperhatikan terjemahan versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri, kita akan mempunyai persepsi yang berbeda.

6:93. And who is more unjust than one who invents a lie about Allah or says, “It has been inspired to me,” while nothing has been inspired to him, and one who says, “I will reveal like what Allah has revealed.” And if you could see when the wrongdoers are in the agonies of death while the Angels are stretching their hands (saying), “Discharge your souls! Today you will be recompensed with a humiliating punishment because you used to say against Allah other than the truth and you were being arrogant towards His Verses.” (Dan siapakah yang lebih tidak adil dari orang yang menciptakan kebohongan tentang Allah atau mengatakan, “Ini telah diberitahukan kepadaku.” Padahal tidak ada yang diberitahukan kepadanya, dan orang yang mengatakan, “Saya akan mewahyukan seperti yang Allah telah mewahyukan.” Dan andaikan kamu dapat melihat ketika orang-orang yang bersalah dalam penderitaan kematiannya sementara para Malaikat sedang membentangkan tangan-tangannya (mengatakan), “Lepaskanlah nyawa-nyawamu! Hari ini kalian akan dibalas dengan hukuman yang memalukan karena kalian dahulu mengatakan terhadap Allah selain dari kebenaran dan kalian bersikap sombong terhadap Ayat-ayat-Nya.) (versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri)

Berdasarkan terjemahan 6:93 versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri, para malaikat tidak memukul orang-orang yang akan mati tetapi membentangkan tangannya dan memerintahkan agar nyawa orang-orang dilepaskan. Dalam hal ini, para malaikat tidak sedang mencabut nyawa tetapi memerintahkan kepada nyawa orang agar dilepaskan. Meskipun demikian, masih ada yang aneh dengan penafsiran seperti ini. Mengapa nyawa diperintahkan agar dilepaskan? Mengapa malaikat tidak mencabutnya? Selain itu, perintah para malaikat itu ditujukan kepada banyak penerima perintah. Jadi, yang diceritakan dalam ayat tersebut adalah peristiwa yang melibatkan banyak pihak, yaitu para malaikat dan orang-orang yang bersalah. Penafsiran tentang perintah pelepasan nyawa dalam ayat tersebut masih meragukan.

Penulis masih merasa perlu membandingkan dengan terjemahan versi lainnya, yaitu Muhamed dan Samira Ahmed. Menurut mereka, bagian yang bersesuaian dengan Lepaskanlah nyawa-nyawamu! diterjemahkan dengan get your selves out yang dalam bahasa Indonesia berarti keluarlah diri kalian sendiri. Artinya, yang keluar adalah manusia yang hidup. Penafsiran yang seperti ini masuk akal karena pada hari kiamat, manusia dikeluarkan dari bumi (50:44). Selain itu, sudah dijelaskan sebelumnya dalam makalah ini bahwa Allah mengeluarkan yang hidup (yaitu manusia) dari yang mati (yaitu bumi).

6:93 And who (is) more unjust/oppressive than who fabricated on God lies/falsifications, or he said: "Was inspired/transmitted to me." And was not inspired/transmitted to him a thing, and who said: "I will descend equal/alike (to) what God descended". And if you see/understand when the unjust/oppressors (are) in the death's/lifelessness' intensities/intoxications, and the angels (are) spreading/extending their hands: "Get your selves out, today you are being rewarded/reimbursed the humiliation's/disgrace's torture because (of) what you were saying on (about) God other than the truth, and you were from His verses/evidences/signs being arrogant. (versi Muhamed dan Samira Ahmed)

50:44. (Yaitu) pada hari bumi terbelah-belah menampakkan mereka (lalu mereka ke luar) dengan cepat. Yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami.

Benarkah terjemahan yang benar adalah keluarlah diri kalian sendiri?. Untuk menjawabnya, penulis menampilkan transliterasi ayat 6:93.

006.093 Waman a{th}lamu mimmani iftar[a] AAal[a] All[a]hi ka[th]iban aw q[a]la oo[h]iya ilayya walam yoo[h]a ilayhi shay-on waman q[a]la saonzilu mithla m[a] anzala All[a]hu walaw tar[a] i[th]i a(l){thth}[a]limoona fee ghamar[a]ti almawti wa(a)lmal[a]-ikatu b[a]si[t]oo aydeehim akhrijoo anfusakumu alyawma tujzawna AAa[tha]ba alhooni bim[a] kuntum taqooloona AAal[a] All[a]hi ghayra al[h]aqqi wakuntum AAan [a]y[a]tihi tastakbiroon(a) (Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)

Ternyata, kata yang diterjemahkan menjadi nyawa-nyawamu atau diri kalian sendiri adalah anfusakum (dalam transliterasinya diberi garis bawah). Ada baiknya, sekarang kita memusatkan perhatian pada kata anfusakum. Dalam ayat terjemahan yang lain versi Abdullah Yusuf Ali, anfusakum diterjemahkan menjadi your own selves (diri kalian sendiri) sedangkan dalam versi Dep. Agama RI diterjemahkan menjadi dirimu sendiri (bentuk jamak tidak ditonjolkan). Contoh penerjemahan anfusakum menjadi yourselves (diri kalian sendiri) adalah seperti berikut ini.

040.010 Inna alla[th]eena kafaroo yun[a]dawna lamaqtu All[a]hi akbaru min maqtikum anfusakum i[th] tudAAawna il[a] al-eem[a]ni fatakfuroon(a) (Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)

040.010 The Unbelievers will be addressed: "Greater was the aversion of Allah to you than (is) your aversion to yourselves, seeing that ye were called to the Faith and ye used to refuse." (versi Abdullah Yusuf Ali)

40:10. Indeed, those who disbelieve will be addressed, “Certainly Allah’s hatred (for you) was greater than your hatred of yourselves, when you were called to the faith, and you disbelieved.” (Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri)

40:10. Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka (pada hari kiamat): "Sesungguhnya kebencian Allah (kepadamu) lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman lalu kamu kafir." (versi Dep. Agama RI)

Yourselves (diri kalian sendiri) kadang-kadang merupakan terjemahan dari anfusikum, bukan anfusakum. Contohnya adalah seperti berikut ini.

051.021 Wafee anfusikum afal[a] tub[s]iroon(a) (Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)

051.021 As also in your own selves: Will ye not then see? (versi Abdullah Yusuf Ali)

51:21. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (versi Dep. Agama RI)

51:21. And in yourselves. Then will you not see? (Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri)

Penulis yang buta bahasa Arab memandang bahwa anfusakum dan anfusikum berarti sama, yaitu diri kalian sendiri. Menurut logika orang yang buta bahasa Arab seperti penulis ini, kedua kata itu sangat mirip. Oleh karena itu, penerjemahan anfusakum dalam 6:93 menjadi diri kalian sendiri adalah benar.

Ayat 6:93 terjemahan versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri yang telah dimofifikasi akan menjadi sbb.

6:93 Dan siapakah yang lebih tidak adil dari orang yang menciptakan kebohongan tentang Allah atau mengatakan, “Ini telah diberitahukan kepadaku.” Padahal tidak ada yang diberitahukan kepadanya, dan orang yang mengatakan, “Saya akan mewahyukan seperti yang Allah telah mewahyukan.” Dan andaikan kamu dapat melihat ketika orang –orang yang bersalah dalam penderitaan kematiannya sementara para Malaikat sedang membentangkan tangan-tangannya (mengatakan), “Keluarlah diri kalian sendiri! Hari ini kamu akan dibalas dengan hukuman yang memalukan karena kamu dahulu mengatakan terhadap Allah selain dari kebenaran dan kamu bersikap sombong terhadap Ayat-ayat-Nya.”

Ayat tersebut menjelaskan peristiwa yang dialami orang-orang yang bersalah ketika dihidupkan kembali pada hari kiamat. Pada hari kiamat, para malaikat membentangkan tangan-tangannya sambil memerintahkan manusia keluar dari bumi sebelum orang yang bersalah diberi siksaan. Jadi, ayat 6:93 tidak membenarkan keberadaan alam kubur.

Ayat 9:101

Selain itu, ada yang menggunakan ayat 9:101 untuk mendukung pandangan keberadaan alam kubur. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa ada dua kali penyiksaan terhadap orang-orang munafik pada jaman Nabi Muhammad sebelum mereka mengalami penyiksaan di neraka (azab yang besar). Tidak ada penjelasan tentang yang dimaksud dengan Kami siksa dua kali. Penafsiran bahwa siksa dua kali tersebut sebagai siksa dunia dan siksa kubur merupakan dugaan tanpa dasar. Selain itu, dalam 9:74 (surat yang sama yaitu surat 9) disebutkan bahwa orang-orang munafik akan diazab di dunia dan akhirat. Artinya, siksa tersebut adalah siksa di dunia.

9:101. Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.

9:74. Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya, dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi.

Jika penyiksaan dua kali tersebut ditafsirkan sebagai siksaan di dunia, itu ada dasarnya karena siksa dunia memang ada. Bentuk penyiksaan beberapa kali di dunia diterima Fir’aun dan para pengikutnya, yaitu berupa bencana yang berbentuk musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan (7:130) serta bencana dalam bentuk taufan, belalang, kutu, katak, dan darah (7:133). Selanjutnya, mereka memohon kepada Allah melalui Nabi Musa agar siksaan di dunia itu dihentikan (7:134). Oleh karena itu, yang dimaksudkan dengan penyiksaan dua kali sebelum penyiksaan di neraka dalam 9:101 adalah penyiksaan di dunia.

7:130. Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran.

7:133. Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.

7:134. Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) merekapun berkata: "Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhamnu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu dan pada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu."

BARZAKH

Orang yang hidup dikendalikan oleh sistem syaraf yang berpusat di otak. Pada saat menjelang kematian, orang tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Orang yang hidup mengatakannya sebagai dalam keadaan tidak sadar. Meskipun demikian, otaknya masih berfungsi sehingga orang tersebut mungkin merasakan berada di alam mimpi. Walaupun sudah dinyatakan mati oleh dokter, dapat saja otaknya masih berfungsi. Inilah yang mungkin menyebabkan fenomena mati suri. Ketika orang itu benar-benar mati, otaknya tidak berfungsi sehingga memorinya diakhiri oleh keadaan terakhir yang dapat disimpan dalam sistem memori. Sesudah itu, memorinya akan disimpan Allah di suatu tempat. Barangkali, tempat itu adalah yang dimaksud dengan tempat simpanan dalam ayat 6:98. Hingga hari kiamat, memorinya tidak berubah bersama waktu sehingga orang itu dikatakan seperti sedang menghadap dinding atau pembatas, yaitu dinding yang membatasi antara memori ketika sebelum mati dan memori ketika dihidupkan kembali nanti. Ketika dihidupkan kembali, dinding itu hilang dan memori yang disimpan sampai saat kematian akan disambung dengan memori yang baru setelah dihidupkan kembali. Akibatnya, orang mati akan langsung merasakan hari kebangkitan terjadi (16:77). Menurut penulis, dinding tersebut adalah yang diceritakan dalam 23:100.

6:98. Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.

23:100. agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.

Dinding merupakan terjemahan dari kata barzakhun, seperti terlihat dalam transliterasi versi Qur'an Viewer software v2.913 berikut ini. Selanjutnya, barzakhun ditulis menjadi barzakh.

023.100 LaAAallee aAAmalu [sa]li[h]an feem[a] taraktu kall[a] innah[a] kalimatun huwa q[a]-iluh[a] wamin war[a]-ihim barzakhun il[a] yawmi yubAAathoon(a) (Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)

Ada orang yang manambahkan kata alam pada barzakh sehingga menjadi alam barzakh. Oleh mereka, alam barzakh dianggap sebagai alam kubur. Padahal, alam dinding atau alam pembatas tidak ada. Memang, alam barzakh tidak ada dalam Al Qur’an.

PENUTUP

Alam kubur atau siksa kubur tidak ada. Dalam keadaan mati, manusia tidak bisa mendengar, tidak bisa merasakan sakit, tidak bisa merasa sedih atau senang, tidak bisa berpikir, dan tidak bisa merasakan sedang menunggu.