Istilah
benang putih dan benang putih terdapat dalam Al Qur’an terjemahan versi Dep.
Agama RI. Kutipan ayat yang menyebutkannya adalah sebagai berikut.
2:187. Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur
dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah
pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan
nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka
sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah
untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang
hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam,
(tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam
mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa. (versi
Dep. Agama RI)
Dijelaskan dalam terjemahan di atas bahwa fajar adalah ketika terang
bagi manusia benang putih dari benang hitam. Artinya, fajar didefinisikan sebagai
waktu ketika benang putih dari benang hitam tampak terang bagi manusia. Kata yaitu dalam frasa terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar menunjukkan
bahwa frasa tersebut dianggap sebagai sebuah definisi. Kemudian, orang akan
berpersepsi bahwa puasa dimulai sejak fajar. Benarkah terjemahan tersebut?
Marilah kita jawab pertanyaan tersebut dengan hati-hati. Pertama,
kita memperhatikan kata hingga. Kata
tersebut menerangkan bahwa sesudah kata hingga
ada sesuatu yang berubah atau variabel. Variabel tersebut bersifat berubah dari
waktu ke waktu. Variabel tersebut akan berubah dari waktu ke waktu hingga suatu
saat mempunyai sifat yang sama dengan sifat yang dijadikan sebagai tolok ukur
atau patokan untuk menentukan suatu batas waktu. Yang dijadikan tolok ukur
bersifat konstan atau tidak berubah. Dengan demikian, tolok ukur tersebut
adalah suatu konstanta. Dalam ayat terjemahan 2:187 di atas, variabelnya adalah
kenampakan benang putih sedangkan konstantanya adalah kenampakan benang hitam. Kenampakan
benang putih berubah-ubah tergantung pada intensitas cahaya. Di pihak lain, kenampakan
benang hitam tidak tergantung pada intensitas cahaya. Pada saat tanpa
intensitas cahaya, benang hitam tampak hitam. Demikian pula, pada saat
intensitas cahaya banyak, misalnya keadaan pada jam 12 siang dengan langit yang
sangat bersih, benang hitam tampak hitam. Selain itu, kata terang juga perlu dibahas. Kata terang di sini bermakna jelas karena benang putih bukan suatu
sumber cahaya seperti lampu.
Sekarang kita coba terapkan terjemahan tersebut ketika berpuasa di
bulan Ramadhan. Ketika jam 24 malam, benang putih tidak tampak putih. Benang
putih pada saat itu akan tampak berwarna kehitam-hitaman. Warna kehitam-hitaman
(tidak hitam sama sekali) tersebut disebabkan oleh intensitas cahaya yang
sangat lemah. Ketika bulan purnama yang terangpun, warnanya masih tampak
kehitam-hitaman. Ketika sinar matahari mulai tampak walaupun matahari belum
tampak, atau seriing disebut fajar terbit, sifat kehitam-hitaman benang putih
mulai berkurang secara tidak signifikan. Pada saat fajar terbit, langit masih tampak
gelap dan bintang-bintang masih tampak. Pada saat fajar terbit, benang putih
masih tampak kehitam-hitaman. Sampai keadaan ini, kita akan coba menerapkan
terjemahan 2:187 versi Dep. Agama RI di
atas. Apakah benang putih terang bagi kita dari benang hitam ketika fajar
terbit? Apakah benang putih jelas bagi kita dari benang hitam ketika fajar
terbit?Tidak!. Pada saat fajar terbit, benang putih tidak tampak seperti benang
putih. Pada saat fajar terbit, benang putih masih tampak seperti benang yang
kehitam-hitaman. Pada saat fajar terbit, benang putih belum berbeda dengan
jelas dari benang hitam. Jadi, terjemahan 2:187 versi Dep. Agama RI di atas
adalah salah. Oleh sebab itu, penulis merasa perlu untuk mendapatkan sendiri
terjemahan yang benar.
Penulis akan mencoba menerjemahkan sendiri bagian ayat 2:187 yang
menerangkan batas waktu masih boleh makan dan minum. Pertama-tama,
penulis akan menyajikan transliterasi ayat 2:187. Berikut ini adalah
transliterasinya.
002.187
O[h]illa lakum laylata a(l)[ss]iy[a]mi a(l)rrafathu il[a] nis[a]-ikum hunna
lib[a]sun lakum waantum lib[a]sun lahunna AAalima All[a]hu annakum kuntum
takht[a]noona anfusakum fat[a]ba AAalaykum waAAaf[a] AAankum fa(a)l-[a]na
b[a]shiroohunna wa(i)btaghoo m[a] kataba All[a]hu lakum wakuloo wa(i)shraboo
[h]att[a] yatabayyana lakumu alkhay[t]u al-abya[d]u mina alkhay[t]i al-aswadi
mina alfajri thumma atimmoo a(l)[ss]iy[a]ma il[a] allayli wal[a]
tub[a]shiroohunna waantum AA[a]kifoona fee almas[a]jidi tilka [h]udoodu
All[a]hi fal[a] taqrabooh[a] ka[tha]lika yubayyinu All[a]hu [a]y[a]tihi
li(l)nn[a]si laAAallahum yattaqoon(a). (Text
Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)
Frasa
yang akan diterjemahkan adalah [h]att[a]
yatabayyana lakumu alkhay[t]u al-abya[d]u mina alkhay[t]i al-aswadi mina
alfajri. Jika disajikan per kata secara vertikal, tampilannya adalah
sebagai berikut.
[h]att[a]
yatabayyana
lakumu
alkhay[t]u
al-abya[d]u
mina
alkhay[t]i
al-aswadi
mina
alfajri
Hasil penerjemahan berdasarkan informasi
yang diperoleh dari project root list
di http://www.studyquran.co.uk/PRLonline.htm., kamus Al Qur’an The Easy Dictionary
of the Qur'an (Compiled By Shaikh AbdulKarim Parekh; Translated By (Late)
AbdurRasheed Kampte, Dr. Abdulazeez Abdulrahee, dan Shaikh AbdulGhafoor Parekh),
dan kamus Al Qur’an di : http://corpus.quran.com/qurandictionary.jsp?q=byn
disajikan berikut ini.
[h]att[a]
= hingga
yatabayyana
= menjadi jelas
lakumu
= bagimu (jamak)
alkhay[t]u
= benang
al-abya[d]u
= putih
mina = dari
alkhay[t]i
= benang
al-aswadi
= hitam
mina
= dari
alfajri
= fajar
Jika
disusun, frasa hasil terjemahan tersebut adalah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam dari fajar.
Perbedaan dengan terjemahan versi Dep. Agama RI adalah pada kata di depan
fajar. Dalam terjemahan penulis, di depan kata fajar adalah dari. Dalam
terjemahan Dep. Agama RI, di depan kata fajar
adalah yaitu. Penerjemahan kata mina menjadi yaitu adalah suatu kesalahan fatal. Pada kata mina di depan alkhay[t]i
diterjemahkan dengan benar tetapi pada kata di depan alfajri, mina diterjemahkan secara salah. Apakah ini kesalahan yang
tidak disengaja? Rasa-rasanya, sangat kecil kemungkinan kesalahan tersebut terjadi
karena tidak disengaja.
Perbedaan
yang lain adalah pada kata sesudah kata hingga.
Kata sesudah kata hingga dalam
terjemahan versi Dep. Agama RI adalah terang
sedangkan sesudah kata hingga dalam
terjemahan versi penulis adalah menjadi
jelas. Menurut kamus Al Qur’an di http://corpus.quran.com/qurandictionary.jsp?q=byn,
yatabayyana berarti becomes distinct, yang dalam bahasa
Indonesia berarti menjadi jelas.
Sekarang,
kita bahas makna frasa hingga jelas
bagimu benang putih dari benang hitam dari fajar. Pertama, frasa hingga jelas bagimu benang putih dari benang
hitam adalah bukan definisi fajar. Frasa tersebut menerangkan bahwa ada suatu
waktu tertentu dari fajar (sejak dari terbit sampai hilang) yang ditentukan
sebagai batas waktu masih boleh makan dan minum. Batas waktu tersebut adalah
ketika benang putih tampak jelas oleh kita dari benang hitam.
Untuk
menjelaskan makna frasa hingga jelas
bagimu benang putih dari benang hitam dari fajar, perlu dibuat model
perbedaan kenampakan benang putih dan benang hitam dari waktu ke waktu. Gambar
1 adalah model yang menjelaskan perbedaan kenampakan benang putih dan benang
hitam dari waktu, sejak sebelum fajar sampai matahari terbit. Gambaran
perbedaan tersebut hanyalah sebuah model, yang dibuat untuk menyederhanakan
cara berpikir kita agar mudah dimengerti. Dengan model itu, kita bisa lebih
obyektif dalam memahami makna perbedaan kenampakan benang putih dan benang
hitam. Gambaran perbedaan kenampakan benang putih dan benang hitam dari waktu
ke waktu yang sebenarnya mungkin dapat diamati dengan suatu teknik fotografi
tingkat tinggi.
Gambar
1. Model perbedaan kenampakan benang putih dan benang hitam dari waktu ke waktu.
Gambar
di atas menerangkan bahwa kenampakan benang hitam tidak tergantung pada
intensitas cahaya. Pada saat gelap, benang hitam tampak hitam. Demikian pula,
pada saat terang, benang hitam tampak hitam. Di pihak lain, kenampakan benang
putih tergantung pada intensitas cahaya. Pada saat gelap, benang putih tampak
hitam, sedangkan pada saat terang, benang putih tampak putih. Dalam kenyataan,
keadaan di sekitar kita pada waktu malam tidak tampak gelap 100% karena keberadaan
cahaya bulan, bintang, lampu penerangan, dan sumber cahaya lain yang mungkin
ada. Oleh sebab itu, kenampakan benang putih di alam terbuka pada waktu malam
tidak hitam sama sekali. Artinya, model di atas berasumsi bahwa yang dianggap
sebagai sumber cahaya adalah hanya sinar matahari.
Gambar
1 juga memperlihatkan bahwa kenampakan benang putih semakin lama semakin
berbeda jelas dengan kenampakan benang hitam. Benang putih tampak jelas oleh
kita dari benang hitam pada saat matahari terbit. Pada saat matahari terbit,
intensitas cahaya matahari yang diserap oleh benang putih membuat mata
mempunyai kesan bahwa benang putih tampak seperti warna aslinya. Dengan
demikian, pada saat matahari terbit, benang putih tampak putih dan benang hitam
tampak hitam. Pada saat matahari terbit, benang putih sudah tampak jelas dari
benang hitam. Oleh sebab itu, kita tidak boleh makan dan minum sesudah matahari
terbit. Dengan kalimat lain, kita masih boleh makan dan minum hingga sesaat sebelum
matahari terbit. Artinya, puasa dimulai sejak matahari terbit.
Kita
bisa mengamalkan pedoman yang dibuat Allah dalam 2:187 untuk menentukan batas
waktu orang masih boleh makan dan minum. Caranya, kita menggantungkan seutas benang
putih di alam terbuka sejak sebelum fajar sampai matahari terbit. Ketika benang
putih sudah tampak putih sempurna menurut kita, makan dan minum dihentikan atau
puasa sudah dimulai. Walaupun cara tersebut mungkin belum menghasilkan tingkat
ketelitian yang tinggi, batas waktu yang diperoleh dengan cara tersebut dapat
dipandang sebagai batas waktu yang aman.
Untuk
mendapatkan tingkat ketelitian yang tinggi dan untuk mengatasi problem yang
muncul ketika cahaya matahari tidak tampak karena terhalang awan atau penyebab
lainya, informasi waktu ketika matahari terbit dibutuhkan. Dengan teknologi
sekarang ini, menentukan waktu matahari terbit sudah bukan masalah lagi. Di
internet, sudah ada situs yang dapat menyebutkan waktu matahari terbit di
tempat tertentu, walaupun masih terbatas hanya di kota-kota besar tertentu.
Contohnya adalah di . http://www.timeanddate.com/worldclock/sunrise.html.
Walaupun masih hanya terbatas di kota-kota besar tertentu, informasi tersebut
dapat dijadikan alat bantu untuk menentukan waktu matahari terbit di daerah
yang berdekatan dengan kota besar.
Sebenarnya,
frasa hingga jelas bagimu benang putih
dari benang hitam dari fajar bukan seuatu yang sulit untuk dipahami jika
kita benar-benar ingin mengamalkannya. Kuncinya adalah pada pemahaman arti fajar.
Fajar adalah waktu sejak fajar terbit (sinar matahari mulai tampak) sampai
matahari terbit. Dari sini, kita bisa mengerti bahwa fajar bukan waktu ketika
fajar terbit. Fajar mempunyai durasi. Fajar dan fajar terbit adalah dua hal
yang berbeda. Artinya, batas waktu masih boleh makan dan minum terjadi pada suatu
waktu tertentu dalam waktu fajar, bukan pada saat fajar terbit. Oleh sebab itu,
dengan menggunakan benang putih kita bisa mengetahui batas waktu masih boleh
makan dan minum selama puasa Ramadhan.
Sebelum
ditutup, tidak ada salahnya kita meluangkan waktu untuk membahas informasi yang
dipercaya oleh sebagian besar orang. Konon ada kitab hadis yang isinya menjelaskan
arti benang putih dan benang hitam. Yang ingin membaca kutipan isi kitab hadis
tersebut dipersilakan membacanya di http://muslimafiyah.com/maksud-ayat-membedakan-benang-hitam-dan-benang-putih-adalah-kiasan.html.
Dijelaskan dalam isi kitab hadis yang pertama bahwa yang dimaksud dalam ayat
2:187 adalah putihnya siang dan hitamnya malam. Di pihak lain, dijelaskan dalam
isi kitab hadis yang kedua bahwa yang dimaksud dalam ayat 2:187 adalah siang
dan malam. Penulis masih bingung juga dengan kedua isi kitab hadis kedua tersebut.
Maksudnya, putih adalah siang atau benang putih adalah siang? Hitam adalah
malam atau benang hitam adalah malam? Kita coba jabarkan di sini. Kemungkinan
pertama, putih adalah siang dan hitam adalah malam. Dengan demikian, benang
putih adalah benang siang dan benang hitam adalah benang siang. Akan tetapi,
siang dan malam tidak mempunyai benang dan tidak menyerupai benang. Jadi,
kemungkinan pertama tidak terjadi. Oleh sebab itu, kemungkinan kedua adalah
yang terjadi, yaitu bahwa benang putih adalah siang dan benang hitam adalah malam. Jadi, isi kitab hadis tersebut menerangkan bahwa benang putih
menggambarkan siang dan benang hitam menggambarkan malam.
Sekarang,
marilah kita gunakan informasi dalam kitab tersebut untuk membahas frasa hingga jelas bagimu benang putih dari benang
hitam dari fajar. Jika informasi
dari kitab hadis tersebut disubstitusikan ke dalam frasa tersebut, hasilnya
akan menjadi hingga jelas bagimu siang
dari malam dari fajar. Frasa yang dihasilkan tersebut tidak masuk akal
karena pada waktu malam, siang tidak ada sehingga tidak ada variabel yang
diamati perubahannya. Siang ada setelah malam hilang. Bagaimana jika frasa
tersebut diganti dengan hingga jelas
bagimu putihnya siang dari hitamnya malam dari fajar. Hasilnya juga tidak
masuk akal karena pada waktu malam tidak ada siang. Di samping itu, jika
demikian, benang ditafsirkan secara tidak konsisten. Di satu sisi, benang
dianggap sebagai siang. Di sisi yang lain, benang dianggap malam. Penjelasannya
adalah sebagai berikut. Benang putih berarti yang mempunyai warna putih adalah
benang. Putihnya siang berarti yang mempunyai warna putih adalah siang. Jadi, benang
sama dengan siang. Di sisi lain, benang hitam berarti yang mempunyai warna
hitam adalah benang. Hitamnya malam berarti yang mempunyai warna hitam adalah
malam. Jadi, benang sama dengan malam.
Dari uraian dalam alinea di atas, tampak bahwa yang tertulis dalam
ayat 2:187 tersebut bukan merupakan suatu kata-kata kiasan. Anggapan tentang
penggunaan kata kiasan justeru menghasilkan frasa yang tidak bisa digunakan
untuk mengetahui waktu awal berpuasa dalam suatu hari atau waktu masih boleh
makan dan minum. Oleh sebab itu, benang yang dimaksud dalam ayat 2:187 adalah
benang yang sudah dikenal orang pada saat itu. Perlu diketahui bahwa benang
adalah bahan untuk membuat pakaian. Bukankah orang pada saat itu sudah
berpakaian?
Sebagai penutup, Al Qur’an terjemahan ayat 2:187 versi Dep. Agama RI
sebaiknya direvisi karena mengandung kesalahan. Benang putih dan benang hitam
yang disebutkan dalam 2:187 adalah bukan kata-kata kiasan. Cara mengetahui batas
waktu orang masih boleh makan atau batas orang memulai puasa selama bulan
Ramadhan dengan mengamati kenampakan benang putih dan benang hitam adalah wajib
dijalankan karena itu petunjuk Allah. Batas waktu masih boleh makan dan minum dalam
puasa Ramadhan adalah sesaat sebelum matahari terbit pada waktu fajar. Artinya,
puasa dimulai sejak matahari terbit. Apabila terjadi perubahan persepsi pada
diri penulis, makalah ini akan direvisi.