Selasa, 07 Juli 2015

BENANG PUTIH BENANG HITAM

Istilah benang putih dan benang putih terdapat dalam Al Qur’an terjemahan versi Dep. Agama RI. Kutipan ayat yang menyebutkannya adalah sebagai berikut.

2:187. Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa. (versi Dep. Agama RI)

Dijelaskan dalam terjemahan di atas bahwa fajar adalah ketika terang bagi manusia benang putih dari benang hitam. Artinya, fajar didefinisikan sebagai waktu ketika benang putih dari benang hitam tampak terang bagi manusia. Kata yaitu dalam frasa terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar menunjukkan bahwa frasa tersebut dianggap sebagai sebuah definisi. Kemudian, orang akan berpersepsi bahwa puasa dimulai sejak fajar. Benarkah terjemahan tersebut?

Marilah kita jawab pertanyaan tersebut dengan hati-hati. Pertama, kita memperhatikan kata hingga. Kata tersebut menerangkan bahwa sesudah kata hingga ada sesuatu yang berubah atau variabel. Variabel tersebut bersifat berubah dari waktu ke waktu. Variabel tersebut akan berubah dari waktu ke waktu hingga suatu saat mempunyai sifat yang sama dengan sifat yang dijadikan sebagai tolok ukur atau patokan untuk menentukan suatu batas waktu. Yang dijadikan tolok ukur bersifat konstan atau tidak berubah. Dengan demikian, tolok ukur tersebut adalah suatu konstanta. Dalam ayat terjemahan 2:187 di atas, variabelnya adalah kenampakan benang putih sedangkan konstantanya adalah kenampakan benang hitam. Kenampakan benang putih berubah-ubah tergantung pada intensitas cahaya. Di pihak lain, kenampakan benang hitam tidak tergantung pada intensitas cahaya. Pada saat tanpa intensitas cahaya, benang hitam tampak hitam. Demikian pula, pada saat intensitas cahaya banyak, misalnya keadaan pada jam 12 siang dengan langit yang sangat bersih, benang hitam tampak hitam. Selain itu, kata terang juga perlu dibahas. Kata terang di sini bermakna jelas karena benang putih bukan suatu sumber cahaya seperti lampu.

Sekarang kita coba terapkan terjemahan tersebut ketika berpuasa di bulan Ramadhan. Ketika jam 24 malam, benang putih tidak tampak putih. Benang putih pada saat itu akan tampak berwarna kehitam-hitaman. Warna kehitam-hitaman (tidak hitam sama sekali) tersebut disebabkan oleh intensitas cahaya yang sangat lemah. Ketika bulan purnama yang terangpun, warnanya masih tampak kehitam-hitaman. Ketika sinar matahari mulai tampak walaupun matahari belum tampak, atau seriing disebut fajar terbit, sifat kehitam-hitaman benang putih mulai berkurang secara tidak signifikan. Pada saat fajar terbit, langit masih tampak gelap dan bintang-bintang masih tampak. Pada saat fajar terbit, benang putih masih tampak kehitam-hitaman. Sampai keadaan ini, kita akan coba menerapkan terjemahan 2:187 versi Dep. Agama RI  di atas. Apakah benang putih terang bagi kita dari benang hitam ketika fajar terbit? Apakah benang putih jelas bagi kita dari benang hitam ketika fajar terbit?Tidak!. Pada saat fajar terbit, benang putih tidak tampak seperti benang putih. Pada saat fajar terbit, benang putih masih tampak seperti benang yang kehitam-hitaman. Pada saat fajar terbit, benang putih belum berbeda dengan jelas dari benang hitam. Jadi, terjemahan 2:187 versi Dep. Agama RI di atas adalah salah. Oleh sebab itu, penulis merasa perlu untuk mendapatkan sendiri terjemahan yang benar.

Penulis akan mencoba menerjemahkan sendiri bagian ayat 2:187 yang menerangkan batas waktu masih boleh makan dan minum. Pertama-tama, penulis akan menyajikan transliterasi ayat 2:187. Berikut ini adalah transliterasinya.

002.187 O[h]illa lakum laylata a(l)[ss]iy[a]mi a(l)rrafathu il[a] nis[a]-ikum hunna lib[a]sun lakum waantum lib[a]sun lahunna AAalima All[a]hu annakum kuntum takht[a]noona anfusakum fat[a]ba AAalaykum waAAaf[a] AAankum fa(a)l-[a]na b[a]shiroohunna wa(i)btaghoo m[a] kataba All[a]hu lakum wakuloo wa(i)shraboo [h]att[a] yatabayyana lakumu alkhay[t]u al-abya[d]u mina alkhay[t]i al-aswadi mina alfajri thumma atimmoo a(l)[ss]iy[a]ma il[a] allayli wal[a] tub[a]shiroohunna waantum AA[a]kifoona fee almas[a]jidi tilka [h]udoodu All[a]hi fal[a] taqrabooh[a] ka[tha]lika yubayyinu All[a]hu [a]y[a]tihi li(l)nn[a]si laAAallahum yattaqoon(a). (Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)

Frasa yang akan diterjemahkan adalah [h]att[a] yatabayyana lakumu alkhay[t]u al-abya[d]u mina alkhay[t]i al-aswadi mina alfajri. Jika disajikan per kata secara vertikal, tampilannya adalah sebagai berikut.

[h]att[a]
yatabayyana
lakumu
alkhay[t]u
al-abya[d]u
 mina
alkhay[t]i
al-aswadi
mina
alfajri

Hasil penerjemahan berdasarkan informasi yang diperoleh dari project root list di http://www.studyquran.co.uk/PRLonline.htm., kamus Al Qur’an The Easy Dictionary of the Qur'an (Compiled By Shaikh AbdulKarim Parekh; Translated By (Late) AbdurRasheed Kampte, Dr. Abdulazeez Abdulrahee, dan Shaikh AbdulGhafoor Parekh), dan kamus Al Qur’an di : http://corpus.quran.com/qurandictionary.jsp?q=byn disajikan berikut ini.

[h]att[a] = hingga
yatabayyana = menjadi jelas
lakumu = bagimu (jamak)
alkhay[t]u = benang
al-abya[d]u = putih
 mina = dari
alkhay[t]i = benang
al-aswadi = hitam
mina = dari
alfajri = fajar

Jika disusun, frasa hasil terjemahan tersebut adalah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam dari fajar. Perbedaan dengan terjemahan versi Dep. Agama RI adalah pada kata di depan fajar. Dalam terjemahan penulis, di depan kata fajar adalah dari. Dalam terjemahan Dep. Agama RI, di depan kata fajar adalah yaitu. Penerjemahan kata mina menjadi yaitu adalah suatu kesalahan fatal. Pada kata mina di depan alkhay[t]i diterjemahkan dengan benar tetapi pada kata di depan alfajri, mina diterjemahkan secara salah. Apakah ini kesalahan yang tidak disengaja? Rasa-rasanya, sangat kecil kemungkinan kesalahan tersebut terjadi karena tidak disengaja.

Perbedaan yang lain adalah pada kata sesudah kata hingga. Kata sesudah kata hingga dalam terjemahan versi Dep. Agama RI adalah terang sedangkan sesudah kata hingga dalam terjemahan versi penulis adalah menjadi jelas. Menurut kamus Al Qur’an di http://corpus.quran.com/qurandictionary.jsp?q=byn, yatabayyana berarti becomes distinct, yang dalam bahasa Indonesia berarti menjadi jelas.

Sekarang, kita bahas makna frasa hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam dari fajar. Pertama, frasa hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam adalah bukan definisi fajar. Frasa tersebut menerangkan bahwa ada suatu waktu tertentu dari fajar (sejak dari terbit sampai hilang) yang ditentukan sebagai batas waktu masih boleh makan dan minum. Batas waktu tersebut adalah ketika benang putih tampak jelas oleh kita dari benang hitam.

Untuk menjelaskan makna frasa hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam dari fajar, perlu dibuat model perbedaan kenampakan benang putih dan benang hitam dari waktu ke waktu. Gambar 1 adalah model yang menjelaskan perbedaan kenampakan benang putih dan benang hitam dari waktu, sejak sebelum fajar sampai matahari terbit. Gambaran perbedaan tersebut hanyalah sebuah model, yang dibuat untuk menyederhanakan cara berpikir kita agar mudah dimengerti. Dengan model itu, kita bisa lebih obyektif dalam memahami makna perbedaan kenampakan benang putih dan benang hitam. Gambaran perbedaan kenampakan benang putih dan benang hitam dari waktu ke waktu yang sebenarnya mungkin dapat diamati dengan suatu teknik fotografi tingkat tinggi.


Gambar 1. Model perbedaan kenampakan benang putih dan benang hitam dari waktu ke waktu.

Gambar di atas menerangkan bahwa kenampakan benang hitam tidak tergantung pada intensitas cahaya. Pada saat gelap, benang hitam tampak hitam. Demikian pula, pada saat terang, benang hitam tampak hitam. Di pihak lain, kenampakan benang putih tergantung pada intensitas cahaya. Pada saat gelap, benang putih tampak hitam, sedangkan pada saat terang, benang putih tampak putih. Dalam kenyataan, keadaan di sekitar kita pada waktu malam tidak tampak gelap 100% karena keberadaan cahaya bulan, bintang, lampu penerangan, dan sumber cahaya lain yang mungkin ada. Oleh sebab itu, kenampakan benang putih di alam terbuka pada waktu malam tidak hitam sama sekali. Artinya, model di atas berasumsi bahwa yang dianggap sebagai sumber cahaya adalah hanya sinar matahari.

Gambar 1 juga memperlihatkan bahwa kenampakan benang putih semakin lama semakin berbeda jelas dengan kenampakan benang hitam. Benang putih tampak jelas oleh kita dari benang hitam pada saat matahari terbit. Pada saat matahari terbit, intensitas cahaya matahari yang diserap oleh benang putih membuat mata mempunyai kesan bahwa benang putih tampak seperti warna aslinya. Dengan demikian, pada saat matahari terbit, benang putih tampak putih dan benang hitam tampak hitam. Pada saat matahari terbit, benang putih sudah tampak jelas dari benang hitam. Oleh sebab itu, kita tidak boleh makan dan minum sesudah matahari terbit. Dengan kalimat lain, kita masih boleh makan dan minum hingga sesaat sebelum matahari terbit. Artinya, puasa dimulai sejak matahari terbit.

Kita bisa mengamalkan pedoman yang dibuat Allah dalam 2:187 untuk menentukan batas waktu orang masih boleh makan dan minum. Caranya, kita menggantungkan seutas benang putih di alam terbuka sejak sebelum fajar sampai matahari terbit. Ketika benang putih sudah tampak putih sempurna menurut kita, makan dan minum dihentikan atau puasa sudah dimulai. Walaupun cara tersebut mungkin belum menghasilkan tingkat ketelitian yang tinggi, batas waktu yang diperoleh dengan cara tersebut dapat dipandang sebagai batas waktu yang aman.

Untuk mendapatkan tingkat ketelitian yang tinggi dan untuk mengatasi problem yang muncul ketika cahaya matahari tidak tampak karena terhalang awan atau penyebab lainya, informasi waktu ketika matahari terbit dibutuhkan. Dengan teknologi sekarang ini, menentukan waktu matahari terbit sudah bukan masalah lagi. Di internet, sudah ada situs yang dapat menyebutkan waktu matahari terbit di tempat tertentu, walaupun masih terbatas hanya di kota-kota besar tertentu. Contohnya adalah di . http://www.timeanddate.com/worldclock/sunrise.html. Walaupun masih hanya terbatas di kota-kota besar tertentu, informasi tersebut dapat dijadikan alat bantu untuk menentukan waktu matahari terbit di daerah yang berdekatan dengan kota besar.

Sebenarnya, frasa hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam dari fajar bukan seuatu yang sulit untuk dipahami jika kita benar-benar ingin mengamalkannya. Kuncinya adalah pada pemahaman arti fajar. Fajar adalah waktu sejak fajar terbit (sinar matahari mulai tampak) sampai matahari terbit. Dari sini, kita bisa mengerti bahwa fajar bukan waktu ketika fajar terbit. Fajar mempunyai durasi. Fajar dan fajar terbit adalah dua hal yang berbeda. Artinya, batas waktu masih boleh makan dan minum terjadi pada suatu waktu tertentu dalam waktu fajar, bukan pada saat fajar terbit. Oleh sebab itu, dengan menggunakan benang putih kita bisa mengetahui batas waktu masih boleh makan dan minum selama puasa Ramadhan.

Sebelum ditutup, tidak ada salahnya kita meluangkan waktu untuk membahas informasi yang dipercaya oleh sebagian besar orang. Konon ada kitab hadis yang isinya menjelaskan arti benang putih dan benang hitam. Yang ingin membaca kutipan isi kitab hadis tersebut dipersilakan membacanya di http://muslimafiyah.com/maksud-ayat-membedakan-benang-hitam-dan-benang-putih-adalah-kiasan.html. Dijelaskan dalam isi kitab hadis yang pertama bahwa yang dimaksud dalam ayat 2:187 adalah putihnya siang dan hitamnya malam. Di pihak lain, dijelaskan dalam isi kitab hadis yang kedua bahwa yang dimaksud dalam ayat 2:187 adalah siang dan malam. Penulis masih bingung juga dengan kedua isi kitab hadis kedua tersebut. Maksudnya, putih adalah siang atau benang putih adalah siang? Hitam adalah malam atau benang hitam adalah malam? Kita coba jabarkan di sini. Kemungkinan pertama, putih adalah siang dan hitam adalah malam. Dengan demikian, benang putih adalah benang siang dan benang hitam adalah benang siang. Akan tetapi, siang dan malam tidak mempunyai benang dan tidak menyerupai benang. Jadi, kemungkinan pertama tidak terjadi. Oleh sebab itu, kemungkinan kedua adalah yang terjadi, yaitu bahwa benang putih adalah siang dan benang hitam adalah malam. Jadi, isi kitab hadis tersebut menerangkan bahwa benang putih menggambarkan siang dan benang hitam menggambarkan malam.

Sekarang, marilah kita gunakan informasi dalam kitab tersebut untuk membahas frasa hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam dari fajar. Jika informasi dari kitab hadis tersebut disubstitusikan ke dalam frasa tersebut, hasilnya akan menjadi hingga jelas bagimu siang dari malam dari fajar. Frasa yang dihasilkan tersebut tidak masuk akal karena pada waktu malam, siang tidak ada sehingga tidak ada variabel yang diamati perubahannya. Siang ada setelah malam hilang. Bagaimana jika frasa tersebut diganti dengan hingga jelas bagimu putihnya siang dari hitamnya malam dari fajar. Hasilnya juga tidak masuk akal karena pada waktu malam tidak ada siang. Di samping itu, jika demikian, benang ditafsirkan secara tidak konsisten. Di satu sisi, benang dianggap sebagai siang. Di sisi yang lain, benang dianggap malam. Penjelasannya adalah sebagai berikut. Benang putih berarti yang mempunyai warna putih adalah benang. Putihnya siang berarti yang mempunyai warna putih adalah siang. Jadi, benang sama dengan siang. Di sisi lain, benang hitam berarti yang mempunyai warna hitam adalah benang. Hitamnya malam berarti yang mempunyai warna hitam adalah malam. Jadi, benang sama dengan malam.

Dari uraian dalam alinea di atas, tampak bahwa yang tertulis dalam ayat 2:187 tersebut bukan merupakan suatu kata-kata kiasan. Anggapan tentang penggunaan kata kiasan justeru menghasilkan frasa yang tidak bisa digunakan untuk mengetahui waktu awal berpuasa dalam suatu hari atau waktu masih boleh makan dan minum. Oleh sebab itu, benang yang dimaksud dalam ayat 2:187 adalah benang yang sudah dikenal orang pada saat itu. Perlu diketahui bahwa benang adalah bahan untuk membuat pakaian. Bukankah orang pada saat itu sudah berpakaian?

Sebagai penutup, Al Qur’an terjemahan ayat 2:187 versi Dep. Agama RI sebaiknya direvisi karena mengandung kesalahan. Benang putih dan benang hitam yang disebutkan dalam 2:187 adalah bukan kata-kata kiasan. Cara mengetahui batas waktu orang masih boleh makan atau batas orang memulai puasa selama bulan Ramadhan dengan mengamati kenampakan benang putih dan benang hitam adalah wajib dijalankan karena itu petunjuk Allah.  Batas waktu masih boleh makan dan minum dalam puasa Ramadhan adalah sesaat sebelum matahari terbit pada waktu fajar. Artinya, puasa dimulai sejak matahari terbit. Apabila terjadi perubahan persepsi pada diri penulis, makalah ini akan direvisi.